Pemimpin
gereja Mormon, Russel Nelson meminta pengikut dan juga dunia untuk tak lagi
menyebut nama mereka sebagai ‘Mormon’. Dia mau supaya semua orang menyebutnya dengan
‘Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Akhir Jaman (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints).
Nelson mengatakan pergantian nama itu bukan tanpa alasan. Melainkan pesan yang didapatnya langsung dari Tuhan. “Yang mengesankan di benak saya pentingnya sebuah nama,” ucapnya.
Baca Juga :
Gara-Gara Mormon, Poligami Makin Marak di Amerika
Gereja Mormon Akan Kirimkan Puluhan Ribu Misionaris Muda
Meskipun
nama gereja secara resmi akan berubah, tapi kitab suci yang mereka pakai masih akan
tetap memakai sebutan Kitab Mormon. Tak hanya itu, Nelson juga meminta supaya singkatan LDS (Latter-day Saints) jangan lagi dipakai.
Menanggapi pergantian
nama ini, pemimpin Southern Baptist Theological Seminary Albert Mohler, Jr mengeluarkan
peringatan kepada semua orang Kristen bahwa pergantian nama baru Gereja Mormon ini
mengindikasikan sebuah pesan kepada gereja-gereja Kristen. Dia menekankan alasan kepada pemimpin gereja Mormon itu mengganti nama gerejanya.
“Pertama-tama,
siapa yang berwenang mengumumkan perubahan ini? Kewenangan pemimpin gereja,
inilah yang sangat penting secara teologis, teologi Mormon didasarkan pada
pemahaman bahwa di puncak hierarki gereja adalah pemimpin yang dianggap sebagai
yang menerima nubuatan dari Tuhan. Itulah kenapa pemimpin Nelson menyampaikan ajaran baru ini, ‘Tuhan sudah membuatku terpesona…’” terang Mohler.
Mohler juga
menegaskan bahwa nama baru itu bisa merujuk pada satu klaim baru bahwa gereja mereka
adalah satu-satunya ‘gereja yang benar’ dibandingkan dengan gereja-gereja Kristen saat ini.
“(Ini
adalah masalah besar) karena ajaran resmi The Church of Jesus Christ of
Latter-day Saints, yang dikenal dengan Mormon mengajarkan pemulihan gereja sejati, yang sudah hilang sejak masa para murid,” katanya.
Mohler menyampaikan
hilangnya gereja yang imani sebenarnya bukanlah sebuah kecelakaan seperti yang diklaim oleh gereja Mormon.
“Dalam nama
itu ada klaim yang jelas tentang identitas dengan Yesus Kristus, tapi klaim yang
jelas tentang diskontinuitas dan jarak absolut dari gereja sejak masa rasul
sampai Joseph Smith (pendiri gerej Mormon). Hal itu menjelaskan kenapa gereja Mormon
menyangkal doktrin Kristen yang penting dan mendasar seperti doktrin Trinitas atau
dalam hal ini, doktrin pembenaran oleh iman, keselamatan hanya oleh anugerah,” katanya.
Dengan kata
lain, ucap Mohler, pemimpin Mormon itu ingin menyampaikan bahwa siapapun yang bukan
Mormon dan mengaku sebagai orang Kristen telah mengikuti ajaran palsu dan tidak
akan benar-benar diselamatkan untuk mendapatkan kehidupan kekal bersama Yesus Kristus dan gereja-Nya.
“Mormon mengatakan
bahwa semua gereja lain, gereja Kristen, bukanlah gereja yang nyata. Tapi sebuah
representasi dari gereja-gereja yang sudah kehilangan injil dan yang kehilangan
ikatan dengan Kristus,” tandasnya.
Seperti
diketahui, gereja Mormon dibangun oleh Joseph Smith di abad ke-19. Gereja ini tetap
percaya kepada Yesus Kristus, tetapi mereka memiliki perbedaan Kitab Suci dan pandangan
teologi dengan gereja demonimasi lainnya seperti Protestan, Katolik dan Ortodoks.